Kalender Bali Online

Jumat, 28 September 2012

Makna Penjor

Diposting oleh Unknown at Jumat, September 28, 2012


Pada jaman dahulu penjor dipasang kalau ada upacara keagamaan, sebagaimana diketahui ada berbagai macam-macam penjor antar lain penjor caru, penjor biu kukung, penjor galungan dan sebagainya. Namun akhir-akhir ini setiap upacara apa saja mulai dari pembukaan penataran, penyanbutan tamu, hari ulang tahun kemerdekaan peresmian suatu kantor dan sebagainya tidak pernah ketinggalan penjor itu selalau menjadi salah satu hiasan.
Dalam lontar Jayakasunu disebutkan bahwa penjor itu melambangkan gunung agung, dan di dalam Weda basuki Atava bahwa gunung (giri) itu adalah Naga Raja yang tidak ada lain adalah Naga Basuki (jadi gunung = Naga). Dalam mythologi dasar gunung agung dikenal sebagai linggih Sang Hyang Naga Basuki, dari kata besuki inilah timbul nama Besakih yang mulanya dari basukian lama-lama menjadi Besakih. Dikatakan bahwa ekor naga itu berada dipuncak gunung dan dari ekor inilah Sang Hyang Naga Basuki memberikan penghidupan kepada manusia dan kepala naga ini katanya terletak dilautan. Dan di dalam Ananta Bhoga Stva dikatakan bahwa Sang Hyang Ananta Bhoga yang tidak ada lain adalah lapisan kulit bumi kita ini, ananta bhoga, tempat terdapatnya bhoga (sandang, pangan dan papan) yang tidak habis-habisnya.
Di dalam mythologi di masyarakat dikenal bahwa Badawangnala dililit oleh naga dan dikatakan kalau Badawangnala ini sampai bergerak dan naga yang melilitnya terlena maka terjadilah gempa. Lukisan seperti ini kita jumpai pada dasar padmasana, di dalam Siwa Gama dikatakan Sanghyang Tri Murti dalam usaha beliau membantu manusia agar tanah, air dan udara ini memberi kesejahtraan maka Bhatara Brahma masuk kebumi menjadi Ananta Bhoga, Bhatar Wisnu terjun keair menjadi Naga Basuki dan Bhatara Iswara terjun keudara menjadi Naga Taksaka sebab itulah Naga Taksaka selalu dilukiskan memakai sayap karena lambang udara, Naga Basuki dilukiskan ekornya dipuncak gunung dan kepalanya di dasar laut adalah simbul bahwa gunung itu adalah waduk penyimpanan air yang kemudian menjadi sungai dan bermuara kelaut.
Dan dalam penjor galunagn yang dihiasi sedemikian rupa adalah merupakan gambar naga menurut Wayang Bali Sanggah yang ditempatkan pada bambu penjor memakai pelapah kelapa adalah gambar leher dan kepalanya naga (simbul taksaka), gembrong yang dibuat dari janur dan ambu adlah menggambarkan rambutnya naga sampian dan porosannya adalah ekornya naga (naga Basuki), dan hiasan penjor yang terdiri dari gantungan-gantungan padi, ketela, jagung, kain dan sebagainya adalah seumpama bulunya naga, jadi kulit bumi tempat tumbuhnya sandang dan pangan tidak ada lain adalah simbul sanghyang ananta bhoga.
Jadi simbul penjor adalah sebagai ucapan terima kasih kepada Sang Hyang Widhi yang telah mengutus Sang Hynag Tri Murti untuk menolong manusia dari kelaparan dan bencana sehingga beliau menjelma menjadi tiga ekor naga yaitu Ananta Bhoga, Basuki dan Taksaka.
Sehingga dalam Keputusan Seminar Kesatuan Tafsir terhadap Aspek-aspek Agama Hindu ditetapkan bahwa upacara dengan tanda-tanda lengkap sebagai di atas tidak boleh digunakan secara sembarangan kecuali untuk upacara, sedangkan pepenjoran (penjor-penjoran) hendaknya jangan memakai gantung-gantungan hasil bumi, sanggah dan sampian penjor yang berisi porosan. Dan haendaknya penjor upacara dapat digunakan sesuai dengan fungsinya.

  • Share On Facebook
  • Digg This Post
  • Stumble This Post
  • Tweet This Post
  • Save Tis Post To Delicious
  • Float This Post
  • Share On Reddit
  • Bookmark On Technorati

YOUR ADSENSE CODE GOES HERE

0 komentar:

Have any question? Feel Free To Post Below:

Archive

 
© 2012 SOFTECHNOGEEK | Modifikasi dan Publikasi Kodokoala. All Rights Reserved.