Umbul-umbul adalah salah satu alat upacara yang dipergunakan di pura pada
waktu piodalan atau upacara lainnya di suatu pura. Tetapi umbul-umbul sudah
menghias tempat-tempat pertunjukan kesenian yang nota bene tempat tersebut hanya
sebagai tempat hiburan atau kegiatan yang bersifat seremonial saja dan tidak
ada kaitannya dengan kegiatan upacara. Andaikata ada seorang bapak dari desa
lewat melalui jalan di desa Batu Bulan, Celuk, Sukawati, Mas dan terus ke Ubud
tentu dia akan bertanya dalam hati “rerainan apa sekarang kok banyak orang
ngodalin, memasang umbul-umbul?” bapak kita yang dari desa ini berpikir polos
karena dai tidak mengetahui perkembangan jaman, karena dahulu kalau tidak ada
upacara odalan “nadi” tidak akan memasang umbul-umbul. Tetapi sekarang demi
menarik wisatawan segala yang unik dan aneh dipertunjukkan walau pun itu tidak
pada tempatnya.
Dimana kita ketahui umbul-umbul mempunyai mythologi yang mengambil cerita
Arjuna Pramada yaitu diceritakan
prabu yudistira bermaksud membuat istana yang indah maka disuruhlah
adik-adiknya mencari contoh istana yang bisa akan ditiru. Dalam persidangan
arjuna melaporkan bahwa konon ada istana yang sangat indah yaitu istana alengka
tempat Dewi Sita disita oleh Rahwana. Dimana katanya matahari selalu bersinar
lembut dan angin yang datang setelah datang da istana ini menjadi sepoi-sepoi
basa dan sebagainya. Akhirnya Yudistira mengutus Arjuna untuk pergi kesana dan
Arjuna minta bantuan Krisna untuk menganter kesana di dalam perjalanan menuju
Alengka setelah sampai di tepi pantai, menyebrang ke alengka maka dilihatlah
jembatan yang dahulu dibuat oleh bala bantuan tentara monyet dari Sri Rama.
Krisna dan Arjuna tertegun termenung dengan pikirannya masing-masing setelah
melihat jembatan itu. Sri krisna terkenang dengan penjelmaannya yang dahulu
pada waktu beliau berinkarnasi lahir sebagai Rama Dewa dan terinagt serta rindu
pada kesetiaan Hanoman. Kerinduan ini menyebabkan Hanoman yang sedang bertapa
tertarik oleh kerinduan Sri Krisna (Rainkarnasi Wisnu) dan datang meloncat
kehadapan Sri Krisna. Dilain pihak Arjuna berkata kepada Sri Krisna “kanda saya
kok tidak percaya pada kehebatan Hanoman Sugriwa, anila dan kera yang lainnya
yang dikatakan begitu sakti mengapa mebuat jembatan yang sebegini mengambil
waktu beberapa hari. Saya dengan sekejap saja bisa membuatnya kata arjuan dan
ini didengar oleh Anoman dan berkata “ya Arjuan bala tentara Sang Rama adalah
banyak sekali sebab itu kami membuat jembatan yang kokoh”, Arjuna menjawab “ ya
saya bisa membuat jembatan yang kokoh barang siapa yang bisa mematahkan
jembatan saya saya akan sembah”. Kalua begitu cobalah kata Hanoman. Arjuna
mengambil panah Naganya dan begitu dilontarkan dan lansung menjadi jembatan
yang kokoh yang sejajar dengan jembatan yang sudah ada, kemudian Hanoman
meloncat keatas jembatan itu dan begitu meloncat patahlah kembatan itu, Sti
Krisna melihat kejadian itu lalu melepaskan panahnya lagi sehingga jembatan itu
kembali sebagaiman semila dan Hanoman mencoba mematahkan lagi tetapi tidak
bisa, sadarlah naoman bahwa yang di hadapinya itu adalah junjungannya Sang Rama
Dewa yang lahir kembali menjadi Sri Krisna lalu mendekatinya mau menyembahnya.
Sebaliknay Arjuna mendekati Hanoman untuk emnyembahnya karena jembatan
yang dibuat Arjuan telah bisa dipatahkan oleh Hanoman tetapi Hanoman menolak
dengan mengatakan bahwa manusia tidak boleh menyembah binatang karena dia masih
berupa Monyet. Arjuan berkeras untuk menyebah dengan mengatakan “ saya adalah
kesatria Pandawa, saya tidak boleh ingkar pada kata-kata saya” perdebatan ini
akhirnya diketahui oelh Sri Krisna dengan menasehati Arjuan janganlah merasa
diri sakti bahw atidak ada makhluk di dunia ini yang sakti hanya Ida Sanghyang
Widhi Yang Maha sakti sebab hanya beliaulah yang patut disembah. Namun agar
hutang sembah Arjuna bisa dilunasi maka dikutuklah jembatan yang dibuat Arjuan
itu sebagai umbul-umbul, dengan pesan agar manusia jangan takabur seperti
Arjuna.
Maka dimanapun ada parhyangan atau palinggih Dewa maka di mukanya
dipancangkan umbul-umbul dan kober (bendera) bergambar wanara. Dengandemikain
orang orang akan selalu ingat dengan peristiwa Arjuna dengaan Hanoman, dan
dengan menyembah dihadapan parhyangan maka umbul-umbul dan bendera Hanomanpun
ikut tersembah sebagai penebus janji bagi Arjuna.
Untuk menyakinkan peristiwa itu maka umbul-umbul itu dihiasi dengan
dengan gambar naga (panah) naga dari Arjuan dan gambar wanara yaitu gambar
Hanoman, maka dari itu dapat kita mengerti dan sadari mengapa kita harus
menyucikan umbul-umbul yang tidak lain karena mempunyai mythologo yang baik
bahkan disakralkan oleh umat Hindu.
Tags:
Tattwa,
Upacara/Upakara
0 komentar:
Have any question? Feel Free To Post Below: