Tri Kaya Parisuda artinya tiga gerak perilaku manusia
yang harus disucikan, yaitu berpikir yang bersih dan suci (Manacika), berkata
yang benar (Wacika) dan berbuat yang jujur (Kayika). Dari tiap arti kata di
dalamnya, Tri berarti tiga; Kaya bararti Karya atau perbuatan atau kerja atau
prilaku; sedangkan Parisudha berarti "upaya penyucian".Jadi
"Trikaya-Parisudha berarti "upaya pembersihan/penyucianatas tiga
perbuatan atau prilaku kita".
1.
PENYUCIAN PIKIRAN (MANACIKA)
Inilah tindakan yang harus diprioritaskan, karena pada
dasarnya semua hal bermula disini. Ia menjadi dasar dari prilaku kita yang
lainnya (perkataan dan perbuatan); dari pikiran yang murni akan terpantul serta
terpancarkan sinar yang menyejukan orang-orang disekitar kita, sebaliknya
pikiran keruh akan meruwetkan segala urusan kita, walaupun sebenarnya tak perlu
seruwet itu. Tentu ruwet tidaknya suatu permasalahan, amat tergantung padacara
kita memandang serta cara kita menyikapinya.
Bila pandangan kita sempit dan gelap, semuanya akan menjadi
sumpek dan pengap. Sebaliknya bila pandangan kita terang, segala hal akan
tampak jelas sejelas-jelasnya. Ibarat mengenakan kacamata, penampakan yang
diterima oleh mata amat tergantung pada kebersihan, warna bahan lensanya, serta
kecangihan dari bahan lensanya. Jadi, apapun adanya suatu keberadaan,
memberikan pancaran objektif bagi kita, namun kita umumnya tidak dapat menangkapnya
dengan objektif.
Pandangan kotor akan menampakkan objek kotor dan tidak murni
dimata kita. Apabila cara pandang serupa itu kita gunakan memandang berbagai
fenomena hidup dan kehidupan, tentu hidup kita menjadi ruwet, menimbulkan
duka-nestapa, serta berbagai kondisi-kondisi pikiran negatif. Hal inilah yang
terjadi dalam pikiran kita. Pikiran kita menjadi kotor dan suram pandangan kita
sendiri. Untuk itu hanya kita sendiri yang dapat membersihkannya. Hal ini dalam
Hindu disebutkan :"tak ada makhluk dari alam manapun yang dapat menyucikan
batin kita, apabila kita sendiri tidak bergerak dan berupaya kearah itu, terlebih
benda-benda materi, tentu tak mungkin menyucikan siapa-siapa".
Untuk menyucikan pikiran, perlu memperbaiki pandangan
terlebih dahulu. Untuk memperbaiki pandangan, diperlukan pemahaman yang baik
dan mencukupi tentang falsafah ajaran agana yang dapat dipelajari dari kitab
suci dan bimbingan guru. Melalui hal tersebut, banyak kegelapan dan kegalauan
batin kita menjadi sirna, terbitnya cahaya terang dalam batin melalui bimbingan
beliau, membantu mempercepat proses menuju tujuan akhir.
Tiga macam implementasi pengendalian pikiran dalam usaha untuk menyucikannya, disebutkan di dalam Saracamuscaya, adalah:
Tiga macam implementasi pengendalian pikiran dalam usaha untuk menyucikannya, disebutkan di dalam Saracamuscaya, adalah:
1. Tidak menginginkan
sesuatu yang tidak layak atau halal.
2. Tidak berpikiran
negatif terhadap makhluk lain.
3. Tidak mengingkari hukumKarma
Phala.
Demikianlah disebutkan didalam salah satu Kitab Suci umat
Hindu, bila kita cermati inti dari tiga hal di atas adalah bahwa dengan faham
karma phala sebagai hukum pengatur yang bersifat universal, dapat membimbing
mereka, yang meyakininya untuk berpola pikir yang benar dan suci.
2. PENYUCIAN PERKATAAN (WACIKA).
2. PENYUCIAN PERKATAAN (WACIKA).
Terdapat
empat macam perbuatan melalui perkataan yang patut di kendalikan, yaitu:
1. Tidak suka mencaci
maki.
2. Tidak berkata-kata
kasar pada siapapun.
3. Tidak
menjelek-jelekan, apalagi memfitnah makhluk lain.
4. Tidak ingkar janji
atau berkata bohong.
Demikianlah
disebutkan dalam Sarasamuscaya; kiranya jelas bagi kita bahwa betapa sebetulnya
semua tuntunan praktis bagi pensucian batin telah tersedia. Kita harus dapat
menerapkannya sesuai dengan kemampuan masing-masing.
3. PENYUCIAN PERBUATAN FISIK dan
PRILAKU (KAYIKA).
Terdapat
tiga hal utama yang harus dikendalikan, yaitu:
1. Tidak menyakiti,
menyiksa, apalagi membunuh-bunuh makhluk lain.
2. Tidak berbuat
curang, sehingga berakibat merugikan siapa saja.
3. Tidak berjinah atau
yang serupa itu.
Demikianlah
sepuluh hal penting dalam pelaksanaan Tri Kaya Parisudha sesuai dengan apa yang
dijabarkan dalam kitab Saracamuscaya. Pengamalan Tri Kaya Parisudha dalam
kehidupan sehari-hari sangat diperlukan untuk membentuk karma serta hubungan
yang baik antar sesama umat.
Artikel by : I Made Kartiada, S.Ag
Tags:
Etika,
Tattwa
0 komentar: